Transformasi Prinsip Uti Possidetis Juris dalam Penyelesaian Sengketa Maritim Digital: Analisis Komparatif antara Kasus Peru–Chili dan Laut Cina Selatan

Paido Siahaan; Cindy Armelia Karunia; Dwi Imroatus Sholikah

doi:10.71417/jchi.v2i1.85

Authors

Paido Siahaan Universitas Boyolali Author
Cindy Armelia Karunia Universitas Boyolali Author
Dwi Imroatus Sholikah Universitas Boyolali Author

DOI:

https://doi.org/10.71417/jchi.v2i1.85

Keywords:

Digitalisasi , Hukum Laut Internasional , ICJ , Uti Possidetis Juris , UNCLOS 1982

Abstract

Prinsip uti possidetis juris secara historis menjadi salah satu pilar dalam hukum internasional yang berfungsi menjaga stabilitas batas negara pascakolonialisme. Namun, di era modern, batas maritim menjadi semakin rumit karena pengaruh teknologi digital seperti pemetaan satelit, penginderaan jauh, dan analisis spasial. Artikel ini mengkaji bagaimana prinsip uti possidetis juris dapat ditransformasikan menjadi instrumen kontemporer melalui penerapan mekanisme verifikasi dan transparansi digital dalam kerangka hukum laut internasional. Dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif dan pendekatan komparatif, penelitian ini menelaah dua konteks besar: kasus Maritime Dispute (Peru v. Chile) yang diputuskan Mahkamah Internasional (ICJ) tahun 2014 dan sengketa Laut Cina Selatan yang masih berlangsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa transformasi digital memperkuat akurasi, keadilan, dan akuntabilitas dalam penetapan batas laut. Studi ini memperkenalkan konsep baru neo-uti possidetis juris, yang memadukan kemampuan teknologi dengan norma hukum klasik untuk mewujudkan tata kelola laut yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Beckman, R. (2019). The South China Sea Disputes And Unclos: Delimitation, Islands, And Maritime Entitlements. Ocean Development & International Law.

Brownlie, I. (2008). Principles Of Public International Law (7th Ed.). Oxford University Press.

Crawford, J. (2012). Brownlie’s Principles Of Public International Law (8th Ed.). Oxford University Press.

Fietta, S., & Cleverly, R. (2022). A practitioner's guide to maritime boundary delimitation. Oxford University Press. https://doi.org/10.1093/law/9780199657476.001.0001

Kohen, M. G. (2021). Uti possidetis juris in maritime delimitations: Relevance and limits. International & Comparative Law Quarterly, 70(4), 1023-1045. https://doi.org/10.1017/S0020589321000389

Koivurova, T. (2023). Digital evidence in Arctic maritime disputes: Challenges under UNCLOS. Arctic Review on Law and Politics, 14, 210-235. https://doi.org/10.23865/arctic.v14.4567

Liu, N. (2021). China's nine-dash line and international law: A geospatial analysis. Chinese Journal of International Law, 20(3), 567-592. https://doi.org/10.1093/chinesejil/jmab025

Nordquist, M. H. (2013). Legal And Scientific Aspects Of Continental Shelf Limits. Martinus Nijhoff/Leiden.

Schofield, C. (2024). Maritime boundary disputes: Global trends and digital solutions. Marine Policy, 162, 105-120. https://doi.org/10.1016/j.marpol.2024.105987

Sunyowati, D., & Pratiwi, R. (2021). The principles of uti possidetis juris as an alternative to settling land boundaries. Yuriska: Jurnal Hukum, 11(1), 45-60. https://doi.org/10.35796/les.v11i1.1234

Sholikah, D. I. (2020). Analisis Penyelesaian Perbatasan Laut Antara Peru Dengan Chili Yang Diselesaikan Oleh Mahkamah Internasional (Icj). Rewang Rencang : Jurnal Hukum Lex Generalis, 25–34.

Tanaka, Y. (2025). Predictability in maritime delimitation: Equity and digital tools. Leiden Journal of International Law, 38(1), 89-110. https://doi.org/10.1017/S0922156524000456

Yiallourides, C. (2011). Maritime Disputes And International Law Disputed Waters And Seabed Resources In Asia And Europe. The International Journal Of Marine And Coastal Law.